Rabu, 22 Januari 2014
Browse »
home»
atap
»
bangunan
»
belakang
»
bertingkat
»
di
»
rumah
»
Atap Bangunan Bertingkat di Belakang Rumah
Jika anda bermaksud menambah bangunan bertingkat di bagian belakang rumah anda, mungkin beberapa sketsa desain atap berikut ini dapat membantu.
Gambar diatas adalah sketsa tampak samping bentuk rumah asli, dengan halaman belakang yang masih kosong pada gambar di sebelah kanan rumah, bagian depan rumah di sebelah kiri gambar.
Bangunan bertingkat dengan atap asbes gelombang, digambarkan sebagai garis abu-abu. Pada desain ini tidak perlu adanya saluran air pada tingkat kedua. Air dari atap tingkat kedua semuanya dialirkan ke bagian depan, dan berkumpul pada saluran air di rumah asli. Bagian belakang atap rumah asli menggunakan asbes gelombang agar mengurangi tempias akibat kejatuhan air dari atap tingkat kedua.
Desain yang ini menurut saya paling bagus. Atap bangunan belakang menggunakan asbes gelombang, air dari atap ini dibuang ke depan semuanya sehingga tidak perlu saluran air. Atap dari rumah asli dirubah rangkanya, sehingga ujung bagian atas atap menempel pada bangunan tingkat dua di belakang. Atap rumah asli dapat menggunakan genteng metal untuk menambah keindahan. Pada desain ini sama sekali tidak ada saluran air, sehingga kecil kemungkinan bocor dan menghemat biaya pembangunan dan pemeliharaan. Anda dapat menaikkan plafon di rumah asli agar menjadi lebih luas. Dapat juga membuat ruangan di loteng rumah asli, tapi harus dipertimbangkan berat material dan barang yang diisi ke ruangan tersebut, kecuali jika pondasi dan tiang pada rumah asli diperkuat. Diantara atap bagian depan dan atap bagian belakang, dapat disisipkan jendela atau ventilasi untuk ruangan ditingkat kedua.
Air hujan yang mengalir ke depan rumah berguna untuk mengairi tanaman di taman di halaman depan. Air hujan tersebut dapat ditampung dalam tanki air atau tandon, atau dikumpulkan dalam lubang atau sumur resapan (biopori) agar meresap ke dalam tanah. Air hujan yang meresap ke dalam tanah lebih bagus kualitasnya daripada air buangan atau air got / parit yang meresap ke dalam tanah. Karena air got sudah terkontaminasi dengan zat kimia seperti deterjen, dan kontaminan lainya. Air hujan yang meresap ke dalam tanah akan membantu mengurangi resiko banjir. Selanjutnya air tanah yang berkualitas baik tersebut dapat dipompa ke atas untuk mencukupi kebutuhan air keluarga yang menempati rumah tersebut. Dalam waktu sekitar 2 tahun menggunakan air tanah yang dipompa, biasanya lebih murah daripada menggunakan air PAM (Perusahaan Air Minum).
Perlu menjadi perhatian bahwa air hujan yang ditampung dalam tanki (tandon) tidak baik untuk dijadikan air mimum karena kurangnya kadar mineral. Air hujan yang langsung dijadikan air minum akan menyerap dan menguras mineral dari tubuh Anda, bukan memberikan mineral ke tubuh Anda. Terlalu banyak minum air hujan akan menyebabkan tulang keropos dan gigi rontok.
Air hujan yang sudah menyerap ke dalam tanah dapat dijadikan air minum karena sudah menyerap dan mengandung berbagai mineral dari tanah yang dibutuhkan tubuh. Jika Anda terpaksa menggunakan air hujan untuk langsung dijadikan air minum, tanpa penyerapan ke dalam tanah, maka Anda perlu menambah asupan makanan yang kaya mineral seperti kalsium (kapur), zat besi, magnesium, seng (zinc), dan lain-lain.
Jangan lupa check kemiringan atap untuk mengurangi resiko kebocoran.
Rumah dengan atap yang membuang air ke depan akan tampak seperti gambar paling atas.
Atap Bangunan Bertingkat di Belakang Rumah
Jika anda bermaksud menambah bangunan bertingkat di bagian belakang rumah anda, mungkin beberapa sketsa desain atap berikut ini dapat membantu.
Gambar diatas adalah sketsa tampak samping bentuk rumah asli, dengan halaman belakang yang masih kosong pada gambar di sebelah kanan rumah, bagian depan rumah di sebelah kiri gambar.
Pada gambar diatas terlihat tampak samping rumah jika ditambah bangunan bertingkat dibagian belakang rumah. Tampak adanya saluran air di bagian tengah yang menampung air dari atap tingkat kedua dan sebagian air dari atap rumah asli. Atap rumah asli cenderung bocor karena kejatuhan air dari atap tingkat kedua. Dibutuhkan saluran air di belakang tingkat kedua agar air tidak jatuh ke halaman tetangga. Desain seperti ini sering dipilih, padahal desain ini mempunyai resiko kebocoran yang tinggi dan tidak ekonomis.
Bangunan bertingkat dengan atap asbes gelombang, digambarkan sebagai garis abu-abu. Pada desain ini tidak perlu adanya saluran air pada tingkat kedua. Air dari atap tingkat kedua semuanya dialirkan ke bagian depan, dan berkumpul pada saluran air di rumah asli. Bagian belakang atap rumah asli menggunakan asbes gelombang agar mengurangi tempias akibat kejatuhan air dari atap tingkat kedua.
Desain yang ini menurut saya paling bagus. Atap bangunan belakang menggunakan asbes gelombang, air dari atap ini dibuang ke depan semuanya sehingga tidak perlu saluran air. Atap dari rumah asli dirubah rangkanya, sehingga ujung bagian atas atap menempel pada bangunan tingkat dua di belakang. Atap rumah asli dapat menggunakan genteng metal untuk menambah keindahan. Pada desain ini sama sekali tidak ada saluran air, sehingga kecil kemungkinan bocor dan menghemat biaya pembangunan dan pemeliharaan. Anda dapat menaikkan plafon di rumah asli agar menjadi lebih luas. Dapat juga membuat ruangan di loteng rumah asli, tapi harus dipertimbangkan berat material dan barang yang diisi ke ruangan tersebut, kecuali jika pondasi dan tiang pada rumah asli diperkuat. Diantara atap bagian depan dan atap bagian belakang, dapat disisipkan jendela atau ventilasi untuk ruangan ditingkat kedua.
Air hujan yang mengalir ke depan rumah berguna untuk mengairi tanaman di taman di halaman depan. Air hujan tersebut dapat ditampung dalam tanki air atau tandon, atau dikumpulkan dalam lubang atau sumur resapan (biopori) agar meresap ke dalam tanah. Air hujan yang meresap ke dalam tanah lebih bagus kualitasnya daripada air buangan atau air got / parit yang meresap ke dalam tanah. Karena air got sudah terkontaminasi dengan zat kimia seperti deterjen, dan kontaminan lainya. Air hujan yang meresap ke dalam tanah akan membantu mengurangi resiko banjir. Selanjutnya air tanah yang berkualitas baik tersebut dapat dipompa ke atas untuk mencukupi kebutuhan air keluarga yang menempati rumah tersebut. Dalam waktu sekitar 2 tahun menggunakan air tanah yang dipompa, biasanya lebih murah daripada menggunakan air PAM (Perusahaan Air Minum).
Perlu menjadi perhatian bahwa air hujan yang ditampung dalam tanki (tandon) tidak baik untuk dijadikan air mimum karena kurangnya kadar mineral. Air hujan yang langsung dijadikan air minum akan menyerap dan menguras mineral dari tubuh Anda, bukan memberikan mineral ke tubuh Anda. Terlalu banyak minum air hujan akan menyebabkan tulang keropos dan gigi rontok.
Air hujan yang sudah menyerap ke dalam tanah dapat dijadikan air minum karena sudah menyerap dan mengandung berbagai mineral dari tanah yang dibutuhkan tubuh. Jika Anda terpaksa menggunakan air hujan untuk langsung dijadikan air minum, tanpa penyerapan ke dalam tanah, maka Anda perlu menambah asupan makanan yang kaya mineral seperti kalsium (kapur), zat besi, magnesium, seng (zinc), dan lain-lain.
Jangan lupa check kemiringan atap untuk mengurangi resiko kebocoran.
Rumah dengan atap yang membuang air ke depan akan tampak seperti gambar paling atas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sore kak, boleh diberikan gambar kuda2 untuk rumah asli yang menempel ke rumah belakang/tingkat.
BalasHapusTerima kasih